Beberapa kebiasaan yang Anda pertahankan bisa jadi berkontribusi dalam penambahan berat badan. Kebiasaan ini termasuk kebiasaan makan yang tidak sadar Anda lakukan. Bertambahnya berat badan bukan selalu berarti hal buruk, tetapi jika seseorang mengalami gejala obesitas, bisa jadi perubahan gaya hidup perlu dilakukan.
Obesitas berbahaya karena dapat memengaruhi kondisi kesehatan Anda di masa depan. Diiansir dari laman News Medical, kematian dini, diabetes, penyakit jantung, radang sendi, hingga kanker adalah beberapa penyakit yang ditimbulkan obesitas.
Berikut merupakan lima kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko obesitas:
1. Terus-menerus ngemil tanpa sadar
Jika sudah dihadapkan pada televisi atau kegiatan seru lain yang dapat dilakukan sambil melakukan hal lain seperti makan, Anda kerap tidak sadar seberapa banyak jumlah makanan yang sudah Anda konsumsi. Lemak pada tubuh akan bertambah semakin banyak kudapan yang Anda konsumsi, terlebih lagi jika makanan tersebut tinggi akan kalori.
2. Kurang tidur
Dikutip dari laman Webmd, kurang tidur membuat Anda lebih mudah lapar meskipun perut Anda masih terisi. Kekurangan waktu tidur berdampak pada sekresi kortisol, yaitu hormon yang mengatur nafsu makan. Selain itu, kekurangan waktu tidur meningkatkan penyimpanan lemak dalam tubuh Anda.
2. Kebiasaan makan setelah makan malam
Kudapan yang dimakan sesudah makan malam biasanya merupakan aktivitas yang tidak disadari. Terlebih lagi, makanan manis kerap dikonsumsi di saat-saat seperti ini. Kebiasaan ini dapat diubah dengan mengganti kudapan dengan teh hangat atau air mineral yang rendah kalori.
3. Mengonsumsi makanan cepat saji
Ketika malas memasak, seseorang akan lebih memilih untuk makan makanan yang mudah didapatkan dari luar. Orang yang kerap mengonsumsi makanan cepat saji memiliki risiko mengalami obesitas 60-80 persen lebih tinggi ketimbang mereka yang mengonsumsi hanya sekali seminggu. Makanan cepat saji bukan hanya memiliki porsi yang banyak, melainkan juga padat akan energi.
4. Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan bukanlah pilihan yang bijak karena tubuh membutuhkan bahan bakar setelah puasa semalaman. Selain itu, sarapan dapat memengaruhi metabolisme tubuh. Dilansir dari penelitian berjudul “Timing of Breakfast, Lunch, and Dinner. Effects on Obesity and Metabolic Risk”, anak-anak dan orang dewasa yang melewati sarapan memiliki total kolesterol, terutama konsentrasi LDL, yang lebih tinggi ketimbang mereka yang menyantap sarapan.
DINA OKTAFERIA