Metode Agile merupakan metode manajemen proyek TI yang mengutamakan kelincahan. Metode ini masih baru jika dibandingkan dengan metode waterfall. Tahapan metode agile tidak terlalu fokus pada ketertiban. Dalam mengembangkan suatu perangkat lunak, beberapa tahapan dapat berjalan secara bersamaan. Berikut tahapan metode Agile.
Apa Saja Tahapan Metode Agile?
Dalam mengembangkan perangkat lunak menggunakan Metode Agile, ada beberapa tahapan yang harus dilalui, antara lain:
Perencanaan: merupakan langkah dimana tim pengembang dan klien merancang apa yang dibutuhkan dalam sebuah perangkat lunak yang akan dibuat.
Implementasi: adalah tahap di mana tim pemrograman melakukan pengkodean sebuah perangkat lunak.
Software Test : pada tahap ini software yang sudah dihasilkan akan diuji atau dicek yang menjadi tanggung jawab bagian quality control agar setiap bug yang masih ditemukan dapat segera diperbaiki agar kualitas software tetap terjaga.
Dokumentasi: jika tahap pengujian perangkat lunak telah selesai, maka dilanjutkan dengan proses dokumentasi dimana tahap ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pada proses pemeliharaan atau maintenance di kemudian hari.
Deployment : merupakan tahapan yang dilakukan untuk memastikan kualitas perangkat lunak yang dibuat dengan menguji kualitas sistem. Jika sistem yang dihasilkan memenuhi persyaratan, perangkat lunak akan siap untuk dikembangkan.
Maintenance : tahap terakhir yang dilakukan dalam metode Agile adalah maintenance atau perawatan. Tahap ini dimaksudkan agar tidak ada lagi bug yang mengganggu software. Oleh karena itu perawatan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan harus dilakukan secara rutin agar kualitas selalu terjaga.
Tujuan Metode Agile
Perlu kita pahami bahwa metode Agile mempunyai beberapa tujuan penting dalam penggunaannya, berikut penjelasannya:
- High Value & Working App System
Tujuan dari metode Agile yang pertama adalah untuk membuat atau menghasilkan suatu perangkat lunak atau software dengan kualitas dan nilai jual yang tinggi namun biaya pembuatannya tetap dapat ditekan. Yang perlu digarisbawahi disini, tujuan dari metode Agile adalah untuk menciptakan produk dengan kualitas terbaik.
- Iterative, Incremental, & Evolutionary
Metode Agile merupakan model pengembangan yang dilakukan berkali-kali dan terus berulang, iteratif, dan bisa berubah sewaktu-waktu bila diperlukan dalam kondisi tertentu. Intinya, metode ini dirancang untuk fleksibel dalam mengembangkan proyek jangka pendek.
- Cost Control & Value
Sebuah perangkat lunak dapat dikembangkan dan akan terus beradaptasi dengan kebutuhan penggunanya. Dalam perkembangannya, tim pengembang berupaya untuk mengendalikan biaya serta waktu yang dihabiskan dalam proses pengembangan perangkat lunak yang menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
- High Quality Production
Kualitas produk perangkat lunak yang dihasilkan tetap terjaga agar konsisten dan terjaga dengan baik meskipun biaya dan waktu yang digunakan diminimalkan atau ditekan semaksimal mungkin.
- Fleksibel & Manajemen Resiko
Yang dimaksud dengan fleksibel di sini adalah pertemuan yang diadakan oleh klien setiap saat, sebagai hasil dari menjaga fungsionalitas suatu perangkat lunak. Intinya, kesalahan bisa diminimalisir, terutama pada program atau produk yang sesuai dengan proses pengembangan aplikasi.
- Kolaborasi
Proses kolaborasi ini dimaksudkan agar tim pengembang dapat berdiskusi dan memberikan masukan dari klien. Oleh sebab itu, koordinasi dan komunikasi antar tim pengembang perlu diciptakan dengan baik.
- Self Organizing
Metode Agile dimaksudkan agar tim pengembang dapat memperoleh akses untuk mengelola urusan dan tugas masing-masing dalam mengembangkan perangkat lunak. Manajer itu sendiri memiliki tugas untuk menghubungkan keinginan, kebutuhan, dan komunikasi lain antara tim pengembangan dan klien. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahpahaman.